by

Menulis Berita Dengan Jelas

Ingat lah ini. Tulis berita dengan jelas dan kalimat pendek. Jika berita yang ditulis itu ruwet makna, ada dua tindakan dari editor yang menerima berita itu. Pertama, naskah berita itu dibuang ke tempat sampah. Kedua, naskah itu terpaksa ditulis ulang karena berisi informasi penting yang harus diketahui publik.

Bagaimana wartawan bisa menulis secara jelas denga kalimat-kalimat pendek? Penulisan seperti ini bukan hanya persoalan wartawan pemula, acap ditemukan pada tulisan wartawan yang telah menggeluti profesinya bertahun-tahun. Secara umum, penyebabnya adalah wartawan malas untuk membaca ulang berita yang dibuatnya, mengoreksi kata demi kata dan kurang pengayaan bahasa.

Jika ditelaah lebih jauh, penulisan berita yang rumit ini disebabkan memiliki banyak gagasan yang ingin ditulis dalam satu kalimat atau satu paragraf. Gagasan itu dituangkan dalam kalimat yang beranak pinak. Dalam beberapa berita ditemukan, satu paragraf yang panjang ternyata hanya terdiri dari satu kalimat. Bisa dibayangkan, beranak anak pinak yang ditulis untuk menggambarkan peristiwa tersebut, mengakibatkan pembaca gagal memahami berita tersebut.

Pembaca tidak paham apa yang disampaikan jika berita itu tetap dipublikasikan. Reaksinya yang dipastikan, pembaca akan meninggalkan media.

Di bawah ini beberapa tips untuk menulis berita secara jernih.

Akurat

Hal ini yang harus selalu diingat oleh wartawan. Data atau informasi yang ditulis harus tepat seperti nama orang, jabatan, lokasi kejadian, waktu dan sebagainya. Akurasi atau kecermatan dan ketelitian data-data merupakan modal dasar untuk membangun kepercayaan wartawan yang akan berdampak pada kepercayaan perusahaan media.

Jangan Paksa Lead

Wartawan harus mengingat ini, jangan memaksakan 5 W + 1 H untuk masuk ke dalam lead atau intro berita. Pemaksaan itu menyebabkan berita tidak fokus terhadap pokok persoalan.

Contoh:

Petani membakar tanaman cengkeh di Kabuaten Lebak sebagai wujud protes terhadap pemeritah yang mengizinkan monopoli tata niaga cengkeh yang dilakuan oleh PT Abal-abal, kemarin setelah mereka gagal berunding dengan pemerintah untuk menunjukan sikap penolakan terhadap pengaturan kembali tata niaga cengkeh yang berujung pada monopoli komoditi cengkeh.

Perbaikannya:

Petani membakar tanaman cengkeh di Kabupaten Lebak, kemarin. Tindakan itu sebagai protes monopoli perdagangan cengkeh oleh PT Abal-abal yang ditetapkan pemerintah.

Sebelumnya, petani telah berunding dengan pemerintah soal penetapan pembeli tunggal cengkeh di seluruh Indonesia. Kebijakan pemerintah itu merugikan petani karena praktik monopoli akan menimbulkan penetapan harga sepihak oleh PT Abal-abal sebagai pembeli tunggal cengkeh.

Kalimat pendek

Di kalangan wartawan, kalimat pendek sering digunakan untuk menggantikan atau menggambarkan kalimat efektif, yaitu kalimat yang mengungkapkan gagasan, ide atau pokok pikiran penulis dengan tepat. Kalimat ini mudah dipahami pembaca, pendengar dan penonton. Jika dilhat dari segi bentuk, kalimat pendek ini hanya memiliki satu gagasan dan paling banyak memiliki dua anak kalimat. Strukturnya terdiri dari Subjek + Predikat + Objek.

Contoh:

Truk pengakut pelajar SMKN 2222 Pandeglang terguling di tanjakan Mengger.

Pemilihan kata (diksi)

Pemilihan kata yang tepat untuk menuangkan gagasan merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang wartawan. Kata yang tidak tepat digunakan akan menimbulkan pemahaman yang berbeda.

Contoh:

Peserta gerak jalan yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang membeludak.

Perhatikan kata membeludak yang diberi  cetak tebal. Kata dasar itu adalah beludak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), beludak berarti ular yang lehernya bisa membungkuk dan mengembang seperti ular kobra, ular tedung dan sejenisnya. Dalam bahasa Indonesia memang dikenal awalan yang bisa mengubah kata benda menjadi kata kerja. Misalnya, kata benda seperti damar, dulang dan rotan berubah menjadi kata kerja jika ditambah awalan men-damar (mengumpulkan damar), men-dulang (mengumpulkan sesuatu dari wadah atau wahana) dan me-rotan (mencari atau mengumpulkan rotan).

Dalam berita itu, jelas terjadi kesalahan memilih kata atau diksi untuk menggambarkan kondisi yang dimaksud penulis. Tidak mungkin penulis itu bermaksud menceritakan peserta gerak jalan itu mengumpulkan beludak (ular berbisa yang bisa menekukan lehernya). Jika diperhatikan kalimat berikutnya, maksud penulis adalah peserta yang jumlahnya di luar yang ditentukan atau diperkirakan. Kata yang tepat untuk melukiskan itu adalah limpah atau melimpah yang berarti tumpah keluar, berlebih-lebih atau melebihi jumlah yang bisa dimuat. Tetapi banyak media yang membiarkan kesalahan yang fatal ini, sehingga masyarakat dipaksa untuk menerima kata membeludak sebagai kata untuk menggambarkan melimpah.

Kata kerja aktif

Penggunaan kata kerja aktif akan menimbulkan kesan yang lebih kuat dan efisien dalam berita, dibandingkan menggunakan kata kerja pasif.

Contoh Pasif;

Dinas Pendidikan Banten didemo oleh 100 pemuda.

Contoh Aktif

Seratus pemuda mendemo Dinas Pendidikan Baten.

Hindari Istilah Asing

Wartawan sadar atau tidak terkadang terdorong pada sikap ingin memperlihatkan atau ingin mendapatkan kesan sebagai wartawan yang pintar. Beritanya penuh dengan istilah dari bahasa asing atau istilah teknis dari sebuah ilmu pengetahuan. Ini tidak perlu dilakukan. Wartawan harus menyadari, dia menulis untuk publik yang belum tentu mengetahui atau mengerti istilah-istilah tersebut. Jika wartawan terpaksa menggunakan kata asing, dia harus menjelaskan istilah itu.

Contoh:

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja memandang penyaluran kredit korporasi di sektor komoditas saat ini masih berisiko. Ini terkait dengan volatilitas harga komoditas.

Perhatikan istilah volatilitas yang disebut dalam berita tersebut. Wartawan seharusnya ingat, pembaca berita itu bukan hanya ahli ekonomi, tetapi orang awam yang ingin tahu berita-berita ekonomi. Dalam ilmu kimia dan fisika, volatilitas dikenal sebagai kecenderungan menguapnya suatu zat. Sedangkan dalam ilmu ekonomi, volatilitas adalah jarak turun-naiknya harga saham atau komoditas yang diperdagangkan. Jika disebut volatilitas tinggi, maka yang dimaksudkan dengan kata itu adalah harga saham melonjak tinggi, namun tidak lama harga saham itu anjlok Ini tidak ada penjelasan untuk pembaca. Jika dicermati badan beritanya, maka terdapat kata-kata teknis yang tak memiliki penjelasan untuk pembaca seperti stress test, tingkat survival dan seterusnya.

Coba kita perbaiki berita tersebut.

PT Bank OCB NISP menilai masih beresiko menyalurkan kredit korporasi di sektor komoditas. Ini terkait gejolak harga komoditas yang tidak menentu.

Hindari Kutipan

Jangan mengawali berita dengan kutipan. Ini akan menimbulkan kesan tidak baik terhadap pembaca. Selain itu, pembaca ingin langsung mengetahui berita apa yang hendak disampaikan. Tanda kutip digunakan dalam tubuh berita atau neck dengan tujuan untuk menguatkan pokok persoalan berita yang ditulis, bukan di awal berita. Perhatikan contoh kutipan itu.

Kecuali, Anda ingin menggunakan lead kutipan sebagai kekuatan untuk menarik pembaca dan penyampaian fakta yang sangat kuat untuk hal tersebut. Bahasan tentang lead kutipan akan dikemukakan dalam Bab II Jurnalistik Tulis Lanjutan.

Contoh:

Serang – “Pajak pertambahan nilai atau PPN akan naik dari 10 persen menjadi 17 persen. Sebagai menteri, saya sudah menjelaskan hal itu dalam rapat dengan anggota DPR RI,” kata Solsol, Menteri Keuangan Negeri Blewuk ketika berkunjung ke Serang, Minggu (9/3-2014).

Perbaikannya adalah:

Serang – Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan naik dari 10 persen menjadi 17 persen dalam waktu dekat ini.

Menteri Keuangan Negeri Blewuk, Solsol mengaku sudah menyampaikan rencana itu kepada DPR RI. “Saya sudah menjelaskan hal itu,” katanya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *