by

Rahasia Membuat Judul Berita

Pembuatan judul berita bukan kewajiban wartawan. Kewenangan itu berada di editor. Tetapi tidak salah kalau wartawan mengusulkan judul berita ketika menyerahkan naskah. Ini untuk membantu editor segera mengetahui isi berita saat akan memeriksa naskah dan menentukan apakah berita ini penting atau tidak, atau layak dimuat halaman rubrik apa.

Seharusnya, wartawan tidak kesulitan untuk membuat judul berita. Dia sudah bisa menentukan pokok persoalan ketika membuat sebuah lead atau intro. Berlandaskan hal itu, wartawan dengan mudah menentukan judul. Namun ada beberapa hal yang harus diingat untuk pembuatan judul berita tersebut.

Mencerminkan Isi

Judul berita harus mencerminkan isi berita. Orang begitu membaca judul sudah memperkirakan isi yang bakal dimaktub dalam berita itu.

Contoh judul berita di media cetak lokal di Serang:

Judul:

Promosi Jabatan di Pemkot Mandek

Intro berita:

Serang – Pertimbangan teknis promosi jabatan eselon II Pemkot Serang belum juga diturunkan atau disetujui Pemprov Banten. Padahal usulan sejumlah promosi jabatan sejumlah eselon telah disampaikan Pemkot sejak 13 Februari lalu.

Perhatikan antara judul dengan isi lead atau intro berita, tidak terjadi kesesuaian. Dalam lead / intro berita lebih membahas soal belum ada surat persetujuan dari Pemprov Banten terkait usulan penggantian jabatan eselon II dari Pemkot Serang. Boleh jadi, dalam usulan terdapat pejabat yang dipromosikan dari eselon III ke eselon II. Penggantian jabatan eselon II membutuhkan persetujuan dari Gubernur Banten. Dalam berita itu, proses administrasi penggantian pejabat eselon II belum rampung karena menunggu surat persetujuan Gubernur Banten atau dalam berita itu disebut Pemprov Banten. Sedangkan kesan yang timbul dari judul berita itu suatu rangkaian atau sistem yang berkaitan dengan promosi jabatan, bukan penggantian jabatan eselon II yang didalam terdapat promosi pejabat yang lebih rendah naik ke lebih tinggi.

Perbaikan Judul:

Penggantian Jabatan di Pemkot Tertunda

Kalimat Pendek dan Atraktif

Judul merupakan etalase atau tempat memamerkan sesuatu agar orang tertarik. Wartawan harus memanfaatkan hal itu agar beritanya menarik pembaca dengan judul. Karena itu, wartawan disarankan menggunakan kalimat pendek dan atraktif dalam menulis judul.

Kalimat pendek, kita sudah belajar bersama dalam posting-posting sebelumnya. Apa itu judul yang atraktif? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, atraktif bermakna mempunyai daya tarik atau sifat yang menyenangkan. Berdasarkan pengalaman penulis menjadi editor, kesan atraktif itu akan muncul dalam judul berita ketika menggunakan kalimat pendek, kata aktif dan penggunaan kata yang tepat.

Contoh belum perbaikan:

DPRD Desak Sekolah Tampung Siswa Binaan, 120 Pelajar jadi Belajar Di Lantai

Bawaslu Banten Akan Awasi Perilaku Menag Kenalkan Putrinya

Perbaikan:

120 Pelajar SMA Nunukan Belajar di Lantai

Bawaslu Banten Awasi Menag

Penggunaan Nama

Judul yang berisikan nama seseorang sebaiknya hanya digunakan pada tokoh yang dikenal luas di kalangan masyarakat. Wartawan yakin pembaca mengenal nama itu dan tidak menimbulkan bias pada nama lain. Ini sesuai dengan jargon berita bahwa nama besar membuat berita.

Contoh:

SBY Curhat Lagi

Boediono Hadir Di Sidang Korupsi

Duta Besar AS Tiru Blusukan Jokowi

Nama yang tercantum dalam judul itu merupakan nama yang sangat dikenal masyarakat. Warga Indonesia tahu, penyebutan SBY tidak akan menimbulkan kesan akronim nama dari Kota Surabaya, tetapi akronim nama Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI. Nama Boediono jelas akan merujuk Wakil Presiden RI dan nama Jokowi akan terarah pada Gubernur DKI Jakarta. Ini akan berbeda jika nama Robert Blake tanpa jabatannya sebagai Duta Besar Amerika Serikat (AS) yang meniru gaya blusukan Jokowi ketika berkunjung ke beberapa perkampungan di Jakarta. Mungkin, pembaca akan bertanya siapa Robert Blake, tetapi pembaca tentu akan segera paham jika disebutkan Duta Besar AS.

Judul Pertanyaan

Wartawan diingat untuk hati-hati menggunakan judul pertanyaan, karena tidak setiap berita bisa menggunakan judul jenis ini. Namun judul pertanyaan efektif menggoda pembaca ketika wartawan menulis peristiwa atau kasus krusial yang menyita perhatian masyarakat semisal pengusutan korupsi. Kondisi tertentu mendorong wartawan menggunakan judul ini. Misalnya, wartawan memproleh fakta-fakta yang valid tentang peristiwa atau kasus tertentu, tetapi pejabat berwenang atau orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak mau memberikan konfirmasi. Selain itu, judul pertanyaan lebih sering digunakan pada laporan investigasi.

Contoh:

Adakah Teroris di Musibah Malaysia Airlines?

Siapa Menggoyang Risma?

Mencari Muara Uang Century?

Apakah Pilot Malaysia Airlines Bunuh Diri?

Judul Kutipan

Hampir sama dengan judul pertanyaan, judul kutipan juga harus hati-hati digunakan. Ada persyaratan dalam berita itu jika ingin menggunakan judul kutipan, antara lain isi dari kutipan itu sangat kuat secara kemanusiaan atau akan memunculkan persepsi yang krusial.

Contoh:

“Anak Kelaparan, Saya Bunuh Aja Lah …. ”

SBY: “Kita Siap Berperang”

Membebaskan Kata

Apa yang dimaksudkan dengan membebaskan kata? Pembuatan judul berita tidak sepenuhnya terikat pada aturan atau kaidah baku bahasa. “Tidak sepenuhnya” berarti sebagian lagi memang terikat dengan aturan tersebut. Setidaknya, judul terdiri dari Subjek dan Predikat. Tetapi penggunaan kata sering tidak menggunakan awal atau akhir, hanya kata dasar. Atau susunan kalimat dibolak dan dibalik yang menurut ilmu bahasa sudah menyalahi aturan.

Contoh:

Ruhut Beberkan Aset Anas

Simalakama Mega-Jokowi!

Pak Jokowi Jadi Presiden, Ya

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *